Wednesday, December 13, 2017

Kongres AS Diminta Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual Trump


Sejumlah wanita yang menuduh Presiden Donald Trump melakukan pelecehan seksual meminta Kongres Amerika Serikat membuka penyelidikan terkait perilaku orang nomor satu di negara itu.

Ketiga perempuan tersebut adalah Jessica Leeds, Rachels Crooks, dan Samantha Holvey. Mereka menganggap penyelidikan etik  terhadap Trump patut dipertimbangkan menyusul maraknya pengungkapan skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh sejumlah tokoh di AS dari selebritis Hollywood, media, hingga politikus.

Salah satu yang paling menyulut perhatian adalah skandal yang menjerat produser kawakan Hollywood Harvey Weinstein dan tiga anggota Kongres, yang baru terkuak belakangan ini.


“Kongres harus mengesampingkan afiliasi partai mereka dan menyelidiki riwayat pelecehan seksual yang dilakukan Presiden Trump,” tutur Crooks, seorang mantan resepsionis sebuah firma real estate dalam sebbuah jumpa pers di New York, Rabu (13/12).

Meski ketiganya meyakini Trump tidak akan dimakzulkan karena ulahnya ini, para wanita itu meminta pertanggung jawaban  presiden berusia 70 tahun itu atas perbuatannya.

Dilansir Reuters, dalam kesempatan yang sama, Brave New Films, lembaga pembuat film nonprofit, bahkan menunjukkan sebuah video berisikan cerita dari 16 kesaksian wanita yang mengklaim sebagai korban pelecehan Trump.

Dalam film pendek tersebut, belasan perempuan itu menuduh Trump mencium mereka, meraba bagian tubuh, hingga meletakkan tangan di atas rok mereka tanpa izin dan tak sesuai dengan keinginan mereka.


Sementara itu, diwawancarai CNN, Senator Demokrat, Kristen Gillibrand mengatakan kesaksian para perempuan itu adalah kredible dan patut digunakan sebagai bukti penyelidikan.

Gillibrand bahkan menuntut Trump untuk mengundurkan diri karena tuduhan pelecehan tersebut.

“Tuduhan pelecehan ini kredibel. Korban sangat banyak. Saya pernah mendengar kesaksian para wanita ini, dan banyak cerita dari mereka sangat memilukan,” katanya.

Dia bahkan mengatakan mantan Presiden Bill Clinton juga seharusnya mengundurkan diri dari Gedung Putih setelah dijerat skandal pelecehan seksual pada 1994 lalu. Karena itu, Gillibrand mendesak Kongres melakukan penyelidikan jika Trump tidak mau mengundurkan diri.

“Jika Trump tidak segera mengundurkan diri, Kongres harus melakukan penyelidikan yang sasuai atas perilakunya dan meminta pertanggungjawaban kepada Trump,” kata dia.

Tudingan pelecehan seksual sudah menghantui Trump bahkan sejak masa kampanye pemilihan presiden 2016 berlangsung. Tuduhan itu bermula saat sebuah video percakapan Trump dengan salah satu presenter AS pada 2015 lalu terkuak saat kampanye berlangsung.

Dalam rekaman itu, Trump kedapatan berbicara vulgar dan mengatakan dirinya mencoba melakukan hubungan seks dengan sejumlah wanita.

Trump telah meminta maaf atas percakapannya itu namun menyebut perbincangan itu hanya “sebuah obrolan pribadi”. Trump berusaha meyakinkan bahwa dirinya tidak melakukan hal-hal yang dibicarakan tersebut.

Selama dua tahun terakhir belasan perempuan telah angkat bicara dan menuduh Trump melecehkan mereka. Tindakan tidak etis ini bahkan diduga telah dilakukan Trump jauh sebelum dirinya terjun ke dunia politik.


No comments:

Post a Comment