Wednesday, December 20, 2017

Indonesia di Mata Pendiri Xiaomi


Founder dan CEO Xiaomi Lei Jun kembali ke Indonesia. Ini merupakan kali kedua orang nomor satu dari perusahaan ponsel asal China itu bertandang ke Jakarta.

Kehadiran Lei Jun tidak terlepas dari peran Indonesia. Bagi perusahaan ini, Indonesia katanya merupakan pasar utama mereka setelah China dan India.

"Tiga bulan lalu kami memutuskan Indonesia menjadi pasar utama. Karena itu saya kembali dengan sejumlah petinggi Xiaomi dari berbagai divisi," kata Lei Jun saat berbincang dengan sejumlah media usai peluncuran acara peluncuran Redmi 5A di Jakarta, Rabu (20/12/2017).

Setelah menjadikan Indonesia sebagai pasar utama, Xiaomi pun langsung agresif. Tidak saja merilis banyak perangkat, tapi juga mengucurkan investasi untuk melakukan perakitan ponsel di Tanah Air.

Strateginya cukup berhasil. Dalam tiga bulan, Xiaomi menempati posisi ketiga di pasar ponsel Indonesia berdasarkan data dari GFK. "Tiga bulan lalu tim kami di sini hanya 9 orang. Setelah tiga bulan ada 40 orang," kata Lei Jun.

Tahun 2018, Xiaomi akan semakin serius di Indonesia. Lei Jun berencana akan menambah investasi. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan pusat riset di sini.

Xiaomi pun akan menghadirkan perangkat yang lebih banyak di Tanah AIr. Tidak saja ponsel, jajaran perangkat Internet-of-Thing (IoT) akan pula di hadirkan.

"Tahun depan akan banyak produk inovatif yang akan hadir. Salah satunya televisi," ujar Lei Jun.

Tantangan

Kendati mengalami perkembangan yang sangat baik. Ada sejumlah tantangan berat yang harus dihadapi Xiaomi.

Pertama, bagaimana caranya masyarakat Indonesia lebih mengenal Xiaomi. Menurut Lei Jun ini cukup sulit, karena umumnya barang yang mereka jual murah tapi kebanyakan masyarakat menilai kualitas produk tidak bagus.

"Tujuh tahun lalu kami ingin menciptakan produk paling bagus di dunia dengan harga modal. Memberikan kemudahan bagi pengguna seluruh dunia untuk mendapat teknologi terkini. Strategi ini berhasil di China dan India," tutur Lei Jun.

Untuk mengatasi tantangan ini, Xiaomi pun menyiapkan empat upaya, yakni menghadirkan desain, kualitas dan experience produk yang lebih baik namun dengan harga jual setengah dari pasar.

"Seperti Redmi 5A yang baru saja dirilis. Harganya setengah dari ponsel di kelasnya," ungkap Lei Jun.

Tantangan kedua sumber daya. Xiaomi berkeinginan bisa dan terus berkembang di Indonesia dalam jangka waktu lama. Karena itu dia butuh sumber daya lokal yang ahli untuk mewujudkan hal tersebut.

"Jadi kami meminta tolong untuk diberitahukan ke semua, kami butuh orang hebat untuk bergabung bersama kami," tutupnya.


No comments:

Post a Comment