Thursday, December 21, 2017

Jokowi Akui Sulitnya Bangun Pembangkit Listrik di Papua


Presiden Joko Widodo meresmikan dua Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 70 megawatt (MW) yang terletak di Jayapura dan Nabire, serta listrik desa sebanyak 74 desa di Papua dan Papua Barat.

Peresmian ini dilaksanakan di PLTMG Nabire, Kelurahan Kalibobo, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua, Rabu(20/12), kemarin. Dalam sambutannya, Jokowi mengakui sulitnya membangun kelistrikan di Tanah Papua. Namun, hal tersebut harus menjadi semangat untuk tetap menerangi negeri. Terlebih, listrik merupakan kunci bagi investasi di Papua.

"Memang, tidak mudah mengerjakan listrik di Papua. Medannya sangat berat sekali. Namun, seberat apapun medan harus bisa kita taklukan dan desa-desa harus terang benderang," ujar Jokowi dalam keterangan resmi yang dirilis PT PLN (Persero), Kamis (21/12).

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka menuturkan, PLTMG Nabire 20 MW merogoh kocek sebesar Rp444 miliar. Dalam kontrak proyek, selain membangun pembangkit listrik (EPC Contract) juga termasuk pelaksanaan Operation & Maintenance (O&M) selama lima tahun dengan kontraktor pelaksana Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, Wartsila Finland Oy, dan PT Wartsila Indonesia.

Dengan masa konstruksi delapan bulan dan menyerap tenaga kerja hingga 479 orang, pembangkit sudah mulai dioperasikan di sistem Nabire sejak 8 Desember 2017 lalu. 

“Dengan tambahan 20 MW dari pembangkit tersebut, maka daya mampu sistem Nabire akan meningkat 105 persen. Peningkatan ketersediaan listrik ini akan menopang rasio elektrifikasi dengan potensi pertambahan jumlah pelanggan baru sebanyak 25 ribu pelanggan," imbuh Made.

Sementara itu, ia melanjutkan,  PLTMG Jayapura 50 MW kontrak proyeknya terdiri atas pekerjaan pembangunan (EPC) dan pekerjaan Operation & Maintenance (O&M) selama lima tahun yang dikerjakan kontraktor Konsorsium PT PP (Persero) Tbk, Wartsila Finland Oy, dan PT Wartsila Indonesia.

Proyek yang mempunyai nilai investasi sebesar Rp866 miliar ini telah beroperasi sejak 24 November 2017 dengan masa konstruksi selama 7,5 bulan. Tercatat, jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 538 orang.


"Masuknya PLTMG Jayapura 50 MW akan meningkatkan kurang lebih 60 persen daya mampu di Sistem Jayapura dan berpotensi menambah kurang lebih 62 ribu pelanggan baru," katanya.

Dengan peningkatan kapasitas pembangkit di sistem kelistrikan Nabire dan Jayapura, diharapkan dapat semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di Bumi Cendrawasih.

Dengan masuknya listrik dari PLTMG MPP Jayapura sebesar 50 MW, sistem kelistrikan Jayapura dapat menyuplai sebesar 205 MW. Sementara, masuknya listrik dari PLTMG MPP Nabire sebesar 20 MW, maka sistem kelistrikan Nabire dapat menyuplai sebesar 42 MW.

"Pembangunan PLTMG ini menjawab kerinduan masyarakat Kabupaten Nabire akan kebutuhan energi listrik di Kab. Nabire. Kami berkeyakinan, PLTMG ini pemerintah daerah dan PLN pada 2018 akan berupaya memperluas jaringan sejumlah kampung dan distrik. Kami minta agar listrik di sini nyala terus," kata Bupati Nabire Isaias Douw.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyampaikan kondisi kelistrikan di Indonesia saat ini yang semakin baik, dimana pemadaman karena defisit terus berkurang.

“Dan, seluruh sistem besar kelistrikan PLN juga telah mengalami surplus daya listrik, bahkan beberapa di antaranya mempunyai reserve margin lebih dari 30 persen," ucap Sofyan.

Tingkatkan Rasio Elektrifikasi

Selain meresmikan dua pembangkit listrik, dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga meluncurkan 74 desa berlistrik baru. Dengan diluncurkannya desa berlistrik baru, maka total desa berlistrik yang telah teraliri listrik, yakni 191 desa pada 2017. 

"Di Papua, ada 2000 desa yang belum berlistrik. Tapi, tahun depan semua desa di Tanah Papua harus terang benderang," tutur Jokowi.

Made mengungkapkan, untuk 74 desa total unvestasi yang dilakukan PLN sebanyak Rp150 milyar dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) yang sudah tersambung di 74 desa tersebut sebanyak 1040 KK. Potensi pelanggan yang belum tersambung 2700 KK.

Untuk melistriki satu KK, membutuhkan biaya Rp150 juta per KK. Hal ini disebabkan beratnya geografis desa yang akan dilistriki.


No comments:

Post a Comment