Tuesday, January 2, 2018

Sandiaga Minta Pengusaha Hiburan Patuh Bayar Pajak


Wakil Gubernur DKI Jakarta meminta para pengusaha tempat hiburan lebih patuh untuk membayar pajak. Karena banyak pengusaha yang kurang patuh, menurutnya capaian pajak sektor hiburan 2017 tak mencapai target.

Sandiaga bahkan menyebut, raihan pajak sektor ini berada di urutan buncit.

“Dari sektor hiburan yang paling kecil, cuma 94 persen persentasenya,” kata Sandi dalam Syukuran Pencapaian Target Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2017 di Jakarta, Selasa (2/1).

Sandi membantah, belum tercapainya target itu karena penutupan sejumlah tempat hiburan yang dilakukan akhir-akhir ini.

“Enggak karena itu (penutupan tempat hiburan) kayaknya. Tapi memang banyak yang enggak patuh,” kata Sandi.

Ia menyebut mereka yang kurang patuh membayar pajak justru pengusaha-pengusaha besar. Sementara pengusaha kelas menengah ke bawah justru sudah mulai patuh.

“Tinggal yang pengusaha-pengusaha besar saja nih, pengusaha hiburan ayo dong patuh," kata dia.

Sandi menargetkan, penerimaan pajak hiburan di tahun 2018 harus lebih tinggi. Bahkan kata dia, kalau bisa pendapatan pajak terbesar harus dari sektor ini.

Sejak Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memimpin Jakarta, tercatat ada dua tempat hiburan yang sudah ditutup yakni Griya Pijat Alexis dan Diskotek Diamond.

Alexis tak diperpanjang izinnya karena diduga disalahgunakan untuk praktik asusila. Sementara Diamon ditutup karena ditengarai dijadikan tempat penyalahgunaan narkoba.

Sejumlah tempat hiburan malam dikabarkan sudah diawasi Pemprov karena ada indikasi pelanggaran aturan.

Israel Kembali Serang Basis Hamas di Gaza


Jet tempur Israel dilaporkan kembali menyerang sejumlah situs Hamas, salah satu faksi besar di Palestina yang selama ini dianggap Tel Aviv sebagai kelompok teroris.

Melalui sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan kepada Reuters, serangan pada Selasa (2/1) pagi itu menargetkan sebuah "kompleks militer milik organisasi teroris Hamas."

Menurut sumber keamanan Palestina, serangan Israel tersebut memorak-porandakan daerah Khan Younes dan Deir al-Balah yang terletak di sebelah selatan dan tengah Gaza, meski tak memakan korban jiwa.

Pejabat berwenang Israel menyebut serangan itu diluncurkan sebagai respons atas roket Hamas yang menerjang bagian selatan Israel beberapa jam sebelumnya, Senin (1/1) malam.

terus memanas di perbatasan antara Israel dan Palestina, terutama Gaza, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada awal Desember lalu.

Sejak saat itu, militan Palestina di Gaza telah menembakan setidaknya 18 roket atau mortir ke wilayah Israel. Enam di antara serangan roket itu berhasil dicegat oleh sistem pertahanan Iron Dome.

Israel kerap menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab atas setiap serangan ke negaranya, termasuk insiden pada Senin malam kemarin.

Israel bahkan tak jarang melakukan balasan dengan menyerang balik Gaza yang sejak 2007 lalu dikuasai Hamas.

"IDF [angkatan bersenjata Israel menganggap Hamas bertanggung jawab atas peristiwa di Jalur Gaza sepenuhnya," bunyi pernyataan militer Israel.

Namun, belakangan ini, kelompok pemberontak itu sepakat berdamai dengan Presiden Mahmoud Abbas yang didukung Fatah dan mengembalikan seluruh wilayah kekuasaannya kepada pemerintah.


Kim Jong-un Pesan Rudal Terbesar untuk Hari Jadi Korut


Kim Jong-un dilaporkan memerintahkan para ilmuwan andal Korea Utara membangun rudal terbesar sepanjang sejarah rezim tersebut untuk diluncurkan saat perayaan hari jadi negara yang ke-70 tahun pada 9 September mendatang.

Seorang pembelot Korut mengatakan bahwa perintah itu disampaikan Kim dalam rapat para pemimpin senior militer dan ilmuwan di Pyongyang pada pertengahan Desember lalu.

Surat kabar Jepang, Mainichi, melaporkan bahwa pembelot yang tak diungkap identitasnya ini pernah terlibat dalam program rudal Korut dan sekarang ini sudah berhasil menjalin hubungan kembali dengan rekan di negaranya.

Menurut sumber tersebut, rudal yang dipesan Kim adalah Unha-4, versi lebih besar dari Unha-3. Pembelot itu mengklaim, pembangunan Unha-4 sudah rampung, tapi para ilmuwan membutuhkan waktu enam bulan lagi hingga senjata itu siap diluncurkan.

Sebagaimana dilansir Telegraph, Unha-3 sendiri sudah sukses diluncurkan dari Stasiun Pelontar Satelit Sohae pada Februari 2016 lalu.

Korut selalu mengklaim bahwa Unha dirancang untuk menempatkan satelit di orbit. Namun, sejumlah ahli juga mengatakan, kendaraan itu bisa digunakan untuk menguji ketahanan hulu ledak saat masuk kembali ke atmosfer.

Kekhawatiran ini kian menjadi ketika Korut mengklaim berhasil meluncurkan Unha-3. Namun, para ahli tak dapat mendeteksi transmisi dari satelit itu.

Tak lama setelah peluncuran tersebut, Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun melontarkan kecaman dengan menyebut bahwa Unha itu pada dasarnya adalah rudal jarak jauh yang dimodifikasi dan digunakan untuk menguji kemampuan serangan antar-benua.

Membantah kecaman tersebut, Korut melalui kantor berita KCNA menyatakan, "Peluncuran satelit kami dilakukan berdasarkan hak yang sesuai dengan Piagam PBB dan merupakan hak dasar untuk menghormati kedaulatan dan kesetaraan, dan hukum internasional yang memastikan penggunaan ruang secara damai."